Senin, 21 Maret 2011

Peci Hitam Mamat

Tradisi masyarakat madura pada umumnya terutama masayarakat pedesaan adalah berbelanja baju baru atau pakaian baru saat lebaran tiba, namun berbeda dengan apa yang terjadi pada mamat. bocah SD itu tak bisa memiliki pakaian baru disaat hari dimana semua umat muslim meryakannya. bahkan tuk beli peci hitam saja tidak mampu yang warna hitamnya sudah mulai mengelupas di beberapa bagian.
mamat yang saat itu berusia sekitar 10 tahunan hanya tersenyum ketika ibunya mengatakan " nak, kamu pake peci yang lama aja yah, nanti ibu akan oleskan cat pada pecimu supaya terlihat hitam" sang ibu berkata sambil tersenyum di sebuah dapur yang terbuat dari gedek. mamat menjawab "ga apa-apa ibu, terimakasih" dengan tetap bergembira, dia kemudian berlalu menuju tetangga untuk bermain. ah mamat, anak polos itu selalu mengerti akan ucapan ibu yang disayanginya.
keluarga mamat adalah keluarga yang sangat sederhana, orang tuanya sebagai petani dan buruh nelayan. sang ibu harus pintar mengelola uang agar uang yang dimiliki keluarganya selalu cukup. cukup untuk makan, biaya kakaknya yang ada di pondok dan sekolah. kadang untuk uang sakunya ke sekolah dia harus menjual telor ayamnya satu butir dengan harga Rp. 100,-. berbeda dengan anak sekarang,  ketika sekolah dengan baju bagus, mamat hanya memiliki satu stel seragam merah putih dan satu stel seragam coklat. seragam tersebut telah mengalami beberapa kali modifikasi karena sobek dan harus dijahit. apabila seragamnya kotor, mamat langsung mencucinya untuk dipakai besok pagi.
peci hitam adalah peci kebanggan bagi masyarakat madura, peci ini selalu melekat pada laki-laki dewasa maupun anak-anak. terutama untuk kegiatan ibadah dan acara resmi. ada dua tipe peci yang biasa dipakai masyarakat madura yaitu: peci susun dan peci biasa dengan ukuran dan tinggi yang bervariasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar